Pertemuan kami dimulai lewat layar aplikasi kencan.
Ketulusannya terasa saat dia rela menempuh perjalanan dari Bekasi ke Jakarta hanya untuk menemuiku.
Obrolan kami mengalir tanpa henti. Perbedaan usia tujuh tahun tidak membuat jarak diantara kami, perbedaan itu justru membuat komunikasi menjadi lebih bermakna.
Setelah beberapa pertemuan, William mengungkapkan perasaannya, namun Erica membutuhkan waktu untuk mempertimbangkan. Dengan ketekunan dan usahanya yang terus-menerus, hatipun perlahan luluh. Akhirnya kami pun resmi bersama.​
Ketika kami menghadapi keraguan karena hubungan jarak jauh, kami terus berusaha mendukung satu sama lain. Kami mencoba segalanya untuk mempertahankan hubungan ini. Dengan meninggalkan segalanya di Indonesia, William datang demi cinta kami. Di tengah perjuangan itu, ia melamar Erica pada Hari Natal di bawah langit Australia.​
Dari percakapan sederhana tentang masa depan, kami bermimpi memiliki restoran yang menceritakan perjalanan kami. Dengan tekad bersama, kami membangun setiap sudutnya penuh cinta. Restoran ini adalah wujud impian kami. Suatu hari nanti, ketika kami sudah tua, kami akan duduk di sana, menikmati hasil kerja keras dan cinta, sambil tersenyum bangga melihat mimpi kami yang terwujud.​